Putu Septiani Futri
Gede Juliarsa
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: septi_embemm@yahoo.com / telp: +6285737606852
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 39-53
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 39-53
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika
profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit di
Kantor Akuntan Publik di Bali. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
daftar nama Kantor Akuntan Publik dan data primer berupa jawaban-jawaban
responden dari pengumpulan data kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dalam penentuan
sampel dan ada 36 sampel yang memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda untuk teknik analisis datanya, dimana hasil
penelitian menunjukkan variabel independensi, profesionalisme, tingkat
pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya tingkat
pendidikan dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Kata kunci: independensi,
profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor
ABSTRACT
The
purpose of this study was to determine the effect of independence ,
professionalism , level of education , professional ethics , experience , and
job satisfaction of auditors on audit quality in the public accounting firm in
Bali . The data used in this study are secondary data from a list of names
public accounting firm and the primary data in the form of a respondent's
answers from questionnaire data collection . This study used a simple random
sampling method in the determination of the sample and there were 36 samples
that meet the criteria . This study used multiple linear regression analysis
for the data analysis technique , in which the results showed variable
independence , professionalism , level of education , professional ethics ,
experience , and job satisfaction simultaneously affect auditors on audit
quality . Partially, only the level of education and professional ethics have a
significant effect on audit quality .
Keywords : independence , professionalism ,
level of education , professional ethics
, experience , and job satisfaction of auditors
PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah ringkasan
dari proses pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun berjalan. Laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima
umum (Standar Akuntansi Keuangan), yang diterapkan secara konsisten dan tidak
mengandung kesalahan yang material (besar atau immaterial) adalah laporan keuangan yang wajar.
Pihak internal perusahaan yaitu
manajemen dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Manajemen
memerlukan informasi keungan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan,
pengambilan keputusan, dan memudahkan dalam mengelola perusahaan. Pihak
eksternal perusahaan meliputi: kreditor, calon kreditor, investor, calon
investor, kantor pajak, pihak-pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam
kegiatan perusahaan tetapi memiliki kepentingan dalam perusahaan agar
mengetahui kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Manajemen harus
membuat sistem pengandalian intern,
untuk mengecek ketelitian serta kebenaran data-data akuntansi yang digunakan,
agar perusahaan dapat bersaing dan bahkan mampu meningkatkan mutunya.
Pengendalian intern merupakan
pengawasan terhadap kualitas kinerja stafnya. Misalnya usaha manajemen dalam
mencegah terjadinya kecurangan atau penggelapan dana terhadap kekayaan
perusahaan. Terjadinya praktek kecurangan yang dilakukan oleh karyawan pada
satu atau bagian dalam organisasi, maka dari itu manajemen harus mengajukan
permohonan audit atas laporan keuangan. Ada dua karakteristik terpenting yang
harus ada dalam laporan keuangan menurut FASB yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sulit diukur, sehingga para
pemakai informasi membutuhkan jasa akuntan publik. Jasa dari para akuntan yang
bekerja di suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) atau para auditor eksternal sangat
dibutuhkan sebagai jaminan laporan keuangan tersebut memang relevan serta dapat
meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Akuntan
Publik adalah profesi yang memberikan pelayanan bagi masyarakat umum, khususnya
di bidang audit atas laporan keuangan. Audit ini dilakukan guna memenuhi
kebutuhan pengguna laporan keuangan informasi seprti, investor, kreditor, calon
kreditor dan lembaga pemerintah (Boyton & Kell, 2006:16 dalam Suseno 2013)
Jasa yang diberikan oleh kantor
akuntan publik yaitu dalam bidang auditing, dan tipe penugasan atestasi lain.
Tugas akuntan publik yang lain adalah memeriksa laporan keuangan dan
bertanggung jawab atas opini yang diberikan atas kewajaran laporan keuangan
sehingga bisa digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.
Besarnya kepercayaan pengguna
laporan keuangan pada Akuntan Publik ini mengharuskan akuntan publik
memperhatikan kualitas auditnya. Ironisnya, kepercayaan yang besar dari pemakai
laporan keuangan kepada akuntan publik seringkali diciderai dengan banyaknya
skandal , misalnya saja pada akhir tahun 2001 sebuah perusahaan terkemuka di
dunia yang mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai yaitu Enron Corporation akhirnya bangkrut.
Kebangkrutan Enron dianggap sebagai akibat dari kesalahan Akuntan Publik yang
tidak dapat mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh manajemen Enron. Dalam
konteks tersebut, memunculkan pertanyaan apakah kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen. Apabila auditor melakukan hal tersebut maka
dapat dipastikan bahwa seberapa bagusnya opini yang diberikan oleh auditor
tidak akan berpengaruh terhadap risiko yang dihadapi oleh investor dan
kreditor.
Independensi, profesionalisme,
tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor
menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan karena selain
mematangkan pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan, juga untuk
mencapai harapan yakni kinerja yang berkualitas.Independensi berarti sikap
mental yang tidak mudah dipengaruhi. Sebagai seorang Akuntan Publik tidak
dibenarkan untuk terpengaruh oleh kepentingan siapapun baik manajemen maupun
pemilik perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Akuntan publik harus bebas
intervensi utamanya dari kepentingan-kepentingan yang menginginkan tidak ada
hasil audit yang merugikan pihak yang berkepentingan.
Profesionalisme juga menjadi
syarat utama sebagai auditor. Menurut Baotham (2007) profesionalisme auditor
mengacu pada kemampuan dan perilaku profesional. Kemampuan didefinisikan
sebagai pengerahuan, pengalaman, kemampuan beradaptasi, kemampuan teknis, dan
kemampuan teknologi, dan memungkinkan perilaku profesional auditor untuk
mencakup faktor-faktor tambahan seperti transparansi dan tanggung jawab, hal
ini sangat penting untuk memastikan kepercayaan publik.
Tingkat pendidikan juga sangat
diperlukan dalam menentukan kualitas audit. Semakin banyak pengatahuan yang
didapat maka akan memudahkan auditor dalam memecahkan masalah dalam melaksanakan
tugas audit. Menurut Gorda (2004) dalam Laksmi (2010:21), pendidikan adalah
kegiatan untuk meperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dengan cara
meningkatkan kemampuan dan pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan
ekonomi termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan teori dan ketrampilan dalam
upaya memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.
Etika profesi juga salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kode etik juga sangat diperlukan
karena dalam kode etik mengatur perilaku akuntan publik menjalankan praktik.
Abdul Halim (2008: 29) mengungkapkan etika profesional meliputi sikap para
anggota profesi agar idealistis, praktis dan realistis.
Robyn dan Peter (2008) menemukan
bahwa tugas berbasis pengalaman yang diperoleh dapat meningkatkan kinerja
seseorang dalam melaksanakan tugas. Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki
oleh seorang auditor akan menghasilkan kualitas audit lebih baik ( Rahmatika,
2011).
Faktor lain yang mempengaruhi
kualitas audit adalah kepuasan kerja auditor. Robins (2008:40) dalam Sarita
(2013) mendefinisikan kepuasan kerja ialah suatu rasa positif seseorang atas
karakteristiknya yang dievaluasi. Maka dari itu bila seorang auditor memiliki
kepuasan kerja yang bagus, akan mampu bekerja lebih baik sehingga menghasilkan
kualitas audit yang baik juga.
Kualitas audit dapat membangun
kredibilitas informasi dan kualitas informasi pelaporan keuangan yang juga
membantu pengguna memiliki informasi yang berguna (Hoffman, Joe dkk., 2003
dalam Chanawongse, 2011). Terutama, kesempatan mempromosikan peningkatan yang
signifikan dalam auditor profesional dengan terus belajar yang akan memperkuat
kualitas audit karena konsep pembelajaran yang berkelanjutan telah menjadi
penting yang menempatkan prioritas pada melihat, mengadaptasi dan belajar dari
perubahan.
Shingga menurut latar belakang
diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh
independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman,
dan kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik
di Bali?”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Propinsi Bali yang merupakan anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sampel diambil dari 9 KAP yang
terdapat di Bali.
Objek penelitian ini adalah
pengaruh independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi,
pengalaman, dan kepuasan kerja auditor terhadap kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik di Bali.
Definisi operasional dibentuk
dengan cara mencari indikator empiris konsep. Seluruh variabel dalam penelitian
ini diukur dengan skala Likert dengan 4 point. Dimana semakin mengarah ke point
1 maupun point 4 dapat ditentukan bahwa variabel tersebut berpengaruh atau tidak
dalam menentukan kualitas audit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 2 diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan untuk mencari informasi
mengenai variabel independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika
profesi, pengalaman, kepuasan kerja dan kualitas audit dinyatakan Valid. Hal
ini terlihat dari nilai rhitung > rtabel. Indikator lainnya yang dapat memberikan informasi adalah nilai
probabilitas korelasi yaitu 0,000 artinya nilai tersebut < 0,05, sehingga
variabel independensi profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi,
pengalaman, kepuasan kerja dan kualitas audit dinyatakan valid.
Tabel 1.
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel
|
Item
|
Koefisien
|
Keterangan
|
|
Pernyataan
|
Korelasi
|
|||
X1.1
|
0,917
|
Valid
|
||
X1.2
|
0,816
|
Valid
|
||
X1.3
|
0,811
|
Valid
|
||
X1.4
|
0,836
|
Valid
|
||
X1.5
|
0,915
|
Valid
|
||
X1.6
|
0,795
|
Valid
|
||
Independensi
(X1)
|
X1.7
|
0,883
|
Valid
|
|
X1.8
|
0,831
|
Valid
|
||
X1.9
|
0,887
|
Valid
|
||
X1.10
|
0,846
|
Valid
|
||
X1.11
|
0,906
|
Valid
|
||
X1.12
|
0,893
|
Valid
|
||
X1.13
|
0,866
|
Valid
|
||
X1.14
|
0,896
|
Valid
|
||
X2.1
|
0,800
|
Valid
|
||
X2.2
|
0,923
|
Valid
|
||
X2.3
|
0,911
|
Valid
|
||
X2.4
|
0,925
|
Valid
|
||
X2.5
|
0,911
|
Valid
|
||
X2.6
|
0,887
|
Valid
|
||
X2.7
|
0,921
|
Valid
|
||
Profesionalisme
(X2)
|
X2.8
|
0,896
|
Valid
|
|
X2.9
|
0,857
|
Valid
|
||
X2.10
|
0,927
|
Valid
|
||
X2.11
|
0,873
|
Valid
|
||
X2.12
|
0,909
|
Valid
|
||
X2.13
|
0,830
|
Valid
|
||
X2.14
|
0,971
|
Valid
|
||
X2.15
|
0,930
|
Valid
|
||
X2.16
|
0,938
|
Valid
|
||
X3.1
|
0,911
|
Valid
|
||
X3.2
|
0,936
|
Valid
|
||
Tingkat
Pendidikan (X3)
|
X3.3
|
0,928
|
Valid
|
|
X3.4
|
0,916
|
Valid
|
||
X3.5
|
0,876
|
Valid
|
||
X3.6
|
0,903
|
Valid
|
||
X4.1
|
0,883
|
Valid
|
||
X4.2
|
0,905
|
Valid
|
||
X4.3
|
0,926
|
Valid
|
||
X4.4
|
0,900
|
Valid
|
||
X4.5
|
0,963
|
Valid
|
||
X4.6
|
0,860
|
Valid
|
||
Etika Profesi (X4)
|
X4.7
|
0,936
|
Valid
|
|
X4.8
|
0,945
|
Valid
|
||
X4.9
|
0,870
|
Valid
|
||
X4.10
|
0,946
|
Valid
|
||
X4.11
|
0,737
|
Valid
|
||
X4.12
|
0,900
|
Valid
|
||
X4.13
|
0,930
|
Valid
|
||
X5.1
|
0,853
|
Valid
|
||
X5.2
|
0,961
|
Valid
|
||
Pengalaman (X5)
|
X5.3
|
0,942
|
Valid
|
|
X5.4
|
0,969
|
Valid
|
||
X5.5
|
0,949
|
Valid
|
||
X6.1
|
0,821
|
Valid
|
||
X6.2
|
0,942
|
Valid
|
||
Kepuasan Kerja Auditor (X6)
|
X6.3
|
0,945
|
Valid
|
|
X6.4
|
0,891
|
Valid
|
||
X6.5
|
0,931
|
Valid
|
||
Y.1
|
0,832
|
Valid
|
||
Y.2
|
0,983
|
Valid
|
||
Kualitas Audit (Y)
|
Y.3
|
0,936
|
Valid
|
|
Y.4
|
0,970
|
Valid
|
||
Y.5
|
0,977
|
Valid
|
||
Sumber: hasil analisis
Tabel 2.
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Penelitian
No
|
Variabel
|
r alpha
|
Kriteria
|
Status
|
1
|
Independensi (X1)
|
0,974
|
0,60
|
Reliable
|
2
|
Profesionalisme (X2)
|
0,984
|
0,60
|
Reliable
|
3
|
Tingkat Pendidikan (X3)
|
0,959
|
0,60
|
Reliable
|
4
|
Etika profesi (X4)
|
0,981
|
0,60
|
Reliable
|
5
|
Pengalaman (X5)
|
0,964
|
0,60
|
Reliable
|
6
|
Kepuasan kerja (X6)
|
0,946
|
0,60
|
Reliable
|
7
|
Kualitas audit (Y)
|
0,975
|
0,60
|
Reliable
|
Sumber: hasil analisis
Berdasarkan Tabel 2. terlihat
bahwa seluruh instrumen atau butir pertanyaan dalam variabel reliabel. Hal ini
terlihat dari seluruh croanbach’s alpha
dari masing-masing variabel nilainya melebihi kriteria yang dipersyaratkan
yaitu 0,60.
Tabel 3.
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian
Multikolinearitas
|
|||||
Normalitas
|
Variabel
|
Heteroskedastisitas
|
|||
Tolerance
|
VIF
|
||||
Independensi
|
0,345
|
2,896
|
0,783
|
||
Profesionalisme
|
0,463
|
2,161
|
0,324
|
||
0,223
|
|||||
Tingkat Pendidikan
|
0,549
|
1,821
|
0,698
|
||
Etika Profesi
|
0,423
|
2,361
|
0,749
|
||
Pengalaman
|
0,354
|
2,824
|
0,499
|
||
Kepuasan Kerja
|
0,399
|
2,509
|
0,175
|
||
Auditor
|
|||||
Sumber: hasil analisis
Hasil
pengujian asumsi klasik pada Tabel 3. menunjukkan bahwa model
pengujian telah
terbebas dari masalah
normalitas
data,multikoliniearitas, dan
heteroskedastisitas
Tabel 4.
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized
|
Standardized
|
|||||||
No
|
Variabel
|
Coefficients
|
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|||
B
|
Std.
|
Beta
|
||||||
Eror
|
||||||||
1
|
Konstanta
|
-6,293
|
1,612
|
-3,903
|
-3,903
|
0,001
|
||
2
|
Independensi (X1)
|
0,081
|
0,045
|
1,819
|
1,819
|
0,079
|
||
3
|
Profesionalisme (X2)
|
0,064
|
0,032
|
1,982
|
1,982
|
0,057
|
||
4
|
Tingkat Pendidikan (X3)
|
0,235
|
0,078
|
3,003
|
3,003
|
0,005
|
||
5
|
Etika Profesi (X4)
|
0,118
|
0,042
|
2,832
|
2,832
|
0,008
|
||
6
|
Pengalaman (X5)
|
0,218
|
0,114
|
1,908
|
1,908
|
0,066
|
||
7
|
Kepuasan Kerja Auditor (X6)
|
0,248
|
0,111
|
2,234
|
2,234
|
0,033
|
||
R2
|
= 0,909
|
|||||||
R
|
= 0,953
|
|||||||
F Hitung = 48,246
|
||||||||
F Tabel
|
= 2,43
|
|||||||
t Tabel
|
= 2,05
|
Sumber: hasil analisis
Pengaruh Independensi pada Kualitas audit
Setelah dilakukan pengujian didapatkan
hasil bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit di Kantor
Akuntan Publik di Bali yang terlihat dari tingkat signifikansi (0,079)>α
(0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ardani (2010),
Saripudin (2012), dan Wulandari (2012). Namun ada penelitian yang mendukung
hasil penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan Permatasari(2011), Wahyuni
(2013) yang menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit. Independensi auditor adalah landasan dari profesi akuntan publik.
Penurunan atau kurangnya independensi auditor adalah sebuah ancaman, dimana
akan menyebabkan banyak perusahaan runtuh dan skandal korporasi di seluruh
dunia. Tanpa independensi kualitas audit dan tugas deteksi audit akan dipertanyakan,
Mansouri dkk. (2009).
Keadaan seringkali mengganggu
independensi auditor, karena ia dibayar klien atas jasanya, sebagai penjual
jasa, auditor cenderung memenuhi keinginan klien (Ling Lin, 2012). Persaingan
antar Kantor Akuntan Publik bisa jadi pemicu kurangnya independensi auditor,
sehingga auditor rentan mengikuti kemauan dari klien agar tidak kehilangan
pendapatannya.
Pengaruh Profesionalisme pada Kualitas Audit
Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil bahwa profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali terlihat dari tingkat signifikansi
(0,057)> α (0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Wulandari (2012). Namun ada penelitian yang mendukung hasil penelitian ini
yaitu penelitian yang dilakukan Faisal dkk. (2012) yang menyatakan bahwa
profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Untuk meningkatkan
kualitas audit, seorang auditor dituntut agar bertindak profesional dalam
melakukan pemeriksaan. Auditor yang profesional akan lebih baik dalam
menghasilkam audit yang dibutuhkan dan berdampak pada peningkatan kualitas
audit. Adanya peningkatan kualitas audit auditor maka meningkat pula
kepercayaan pihak yang membutuhkan jasa profesional. Dengan demikian
profesionalisme perlu ditingkatkan, karena sangat penting dalam melakukan
pemeriksaan sehingga akan memberikan pengaruh pada kualitas audit auditor.
Harapan masyarakat terhadap tuntutan transparasi dan akuntabilitas akan
terpenuhi jika auditor dapat menjalankan profesionalisme dengan baik sehingga
masyarakat dapat menilai kualitas audit.
Pengaruh Tingkat Pendidikan pada Kualitas Audit
Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan terbukti berpengaruh positif terhadap
kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali terlihat dari tingkat
signifikansi (0,005)<α (0,05). Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
pendidikan auditor maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kualitas audit
seorang auditor. Hal ini memberikan suatu gambaran dimana tingkat pendidikan
yang dimiliki seorang auditor akan meningkatkan kualitasnya, karena dengan
jenjang pendidikan yang tinggi, hal ini berkecendrungan kuat akan meningkatkan
wawasan serta kemampuan seorang auditor untuk memegang tanggung jawab serta
meningkatkan perannya dalam menjalankan tugasnya. Dengan tingkat pendidikan
yang tinggi pula tentunya akses informasi yang dimilikinya menjadi lebih banyak
sehingga kompetensi dalam menjalankan tugas akan semakin meningkat dan hal itu
akan berdampak pada peningkatan kualitasnya. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Anggraini, Rani, dan Lismawati (2013), yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas audit.
Pengaruh Etika Profesi pada Kualitas Audit
Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali terlihat dari tingkat signifikansi
(0,008)<α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi etika profesi
auditor maka semakin baik pula kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian oleh Rahma (2012) dan Wahyuni
(2013), yang menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh pada kualitas audit. Dengan menjunjung
tinggi etika profesi diharapkan tidak terjadi kecurangan diantara para auditor,
sehingga dapat memberikan pendapat auditan yang benar-benar sesuai dengan
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Jadi, dalam menjalankan
pekerjaannya, seorang auditor dituntut untuk mematuhi Etika Profesi yang telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi persaingan diantara para akuntan yang menjurus pada sikap curang.
Dengan diterapkannya etika profesi diharapkan seorang auditor dapat memberikan pendapat
yang sesuai dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Jadi,
semakin tinggi Etika Profesi dijunjung oleh auditor, maka kualitas audit juga
akan semakin bagus.
Pengaruh Pengalaman pada Kualitas Audit
Setelah dilakukan pengujian didapatkan
hasil bahwa pengalaman tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada
Kantor Akuntan Publik di Bali terlihat dari tingkat signifikansi (0,066)>α
(0,05). Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Badjuri (2011) dan
Septiari (2013). Hal ini menunjukkan semakin rendah pengalaman auditor maka
semakin rendah pula kualitas audit auditor tersebut.
Adapun faktor yang menyebabkan
kurangnya pengalaman pada auditor adalah, kurang lamanya bekerja pada Kantor
Akuntan Publik, dalam hal ini adalah audit junior, dan selain itu kurangnya
kompleksitas tugas yang dihadapi auditor, semakin sering auditor menghadapi
tugas yang kompleks maka semakin bertambah pengalaman dan pengetahuannya.
Begitu juga dengan risiko audit yang dihadapi oleh seorang auditor juga akan dipengaruhi
oleh pengalaman dari auditor tersebut. Auditor akan berusaha untuk memperoleh
bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukung judgment
tersebut. Dalam melaksanakan tugas auditnya seorang auditor dituntut untuk
membuat suatu judgment yang maksimal.
Untuk itu auditor akan berusaha untuk melaksanakan tugasnya tersebut dengan
segala kemampuannya dan berusaha untuk mengindari risiko yang mungkin akan
timbul dari judgment yang dibuatnya
tersebut.
Pengaruh Kepuasan Kerja Auditor pada Kualitas Audit
Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali terlihat dari tingkat signifikansi
(0,033)<α (0,05). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Gautama dkk.
(2010), Widyasari (2010). Respon seseorang meliputi respon terhadap komunikasi
organisasi, supervisor, kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan
organisasi dan hubungan interpersonal dalam organisasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
maka simpulan penelitian adalah:
1)
Independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
2)
Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
3)
Tingkat pendidikan
profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
4)
Etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
5)
Pengalaman berpengaruh tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
6)
Kepuasan kerja auditor berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran yang
dapat diajukan ialah sebagai berikut :
Dengan tidak terbuktinya independensi,
profesionalisme, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor pada kualitas audit
pada Kantor Akuntan Publik di Bali, maka penelitian ini diharapkan mampu
memberikan masukan kepada pihak Kantor Akuntan Publik dalam menilai kualitas
audit dan lebih meningkatkan independensi, profesionalisme auditor, selain itu
memberikan auditor junior kesempatan lebih banyak dalam menjalankan profesinya
dan Kantor Akuntan Publik memberikan penghargaan pada auditor-auditor yang
sudah bekerja dengan baik, sehingga auditor memiliki kepuasan kerja dalam
melaksankan tugasnya.
Keterbatasan penelitian ini,
yaitu penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner
sehingga data yang diperoleh berdasarkan persepsi responden saja, maka
penelitian selanjutanya dapat dilengkapi dengan melakukan observasi yang lebih
mendalam. Dari hasil uji koefisien determinasi (adjust R square) penelitian ini variabel bebas mampu menjelaskan
variabel terikat sebesar 9,1% sehingga masih ada variabel-variabel bebas lain
yang perlu diindentifikasi untuk menjelaskan kualitas audit pada Kantor Akuntan
Publik di Bali.
REFERENSI
Ardani, Lilis. 2010. Pengaruh
Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Dalam Majalah Ekonomi Tahun XX.
Badjuri, Achmat. (2011).
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Dinamika
Keuangan dan Perbankan. 3(2) (Nov) h: 183-197.
Baotham, Sumintorn. 2007. The Impact of Proffesional Knowledge and
Personal Ethics on Audit Quality.
International Academy Bisnis & Ekonomi.
Chanawongse, Kasom., Poonpol,
Parnsiri., Poonpool, Nuttavong. 2011. The
Effect of Auditor Professional on
Audit Quality: An Empirical Study of Certified Public Accountants (CPAs) in
Thailand. International Academy Bisnis & Ekonomi.
Faizal, Hardiyah, M. Rizal Yahya.
2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas
Audit Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi (Survei pada Kantor
Akuntan Publik di Indonesia). Dalam
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Friska, Novanda. 2012. Pengaruh
Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Gautama, Ibnu dan Muhammad Arfan.
2010. Pengaruh Kepuasan Kerja, Profesionalisme, dan Penerapan Teknologi
Informasi Terhadap Kinerja Auditor. Dalam
Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 3(2) Juli: pp: 195-205
Halim, Abdul. 2008. Auditing I (Dasar-Dasar Audit Laporan
Keuangan), Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jena Sarita, Dian Agustia. 2013.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja, Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja
Auditor. Simposium Nasional Akuntansi 12.
Laksmi Dewi, GAA. 2010. Pengaruh
Tingkat Pendidikan, Pelatihan Kerja, Pengalaman Kerja, dan Profesionalisme
Petugas Pemeriksa Pajak Pada Penyelesaian Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama se-Bali. Skripsi.
Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.
Lin, Ling. 2012. Auditor Independence and Audit Quality : A
Literature Review.
University
of Massachusetts Darmouth.
Mansouri, Ali., Reza Pirayesh,
dan Mahdi Salehi. 2009. Audit Competence and Audit Quality: Case ini Emerging
Economy. International Journal of Business and Management. Vol. 4 No. 2..
Permatasari, Carolina Tri. 2011.
Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Semarang. Thesis.
Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri Semarang.
Rahma, Ferdigita. 2012. Pengaruh
Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan, Independensi Auditor,
Pengalaman Kerja dan Budaya Kerja Auditor Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor
Akuntan Publik di Bali. Skripsi. Universitas
Udayana.
Rahmatika, Annisa. 2011. Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi, Kompetensi dan Integritas Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kepulauan Riau, Sumatra
Barat dan Riau). Jurnal. Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Rahadyan Probo T. dan Andi
Kartika. 2008. Prngaruh Komitmen Organisasional Dan Profesional Terhadap
Kepuasan Kerja Auditor Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Dalam Jurnal Bisnis & Ekonomi (JBE), (Maret): h: 80-90.
Robyn A. Monorey dan Peter. 2008.
Industry Versus Task Based Experience Auditor Performance. Disampaikan pada Accounting and Finance Association of Australia and New Zealand
Conference, Australia.
Saripudin, Netty Herawaty, dan
Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit
(Survei Terhadap Auditor Kantor Akuntan Publik di Jambi dan Palembang). Dalam e-Jurnal Binar Akuntansi, 1 (1)
(September).
Septiari, I.A. Angge, dan Edy
Sujana. 2013. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (
Studi Empiris Pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). Jurnal Ilmiah Akuntansi S1 1(1). Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sirait, Agusta Arisanti. 2011.
Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Bali). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Suseno,Novie Susanti.2013.
Literature Review The Effect Of Independence, Size, Of Public Accountant Office
Toward Audit Quality And Its Impact On Public Accountant Office Reputation. Journal of Applied Sciences Research. 9(1) h: 62-66
Wahyuni, Rizki. 2013. Pengaruh
Independensi, Kompetensi, Profesionalisme, dan Sensitivitas Etika Profesi
Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Selatan). Skripsi. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar.
Widyasari, Malikha. 2010.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
dan Ekternal. Skripsi. Fakultas
Ekonomi
UNDIP.
Wulandari, Indah. 2012. Pengaruh
Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
0 komentar:
Posting Komentar